Rencong termasuk salah satu hasil seni tradisional, sejak zaman dahulu rencong dalam penggunaannya berfungi sebagai berikut : Sebagai perhiasan ; rencong ini dipergunakan sehari-hari sebagai perhiasan (pakaian) yang diselipkan di pinggang ; Sebagai seni (seni ukir) dan sebagai alat kesenian seperti dipakai dalam pertunjukkan tari seudati ; Rencong sebagai perkakas dipergunakan sebagai alat pelobang pelepah rumbia dan sebagainya ; Rencong sebagai senjata perang untuk menghadapi musuh-musuh peperangan yang ingin menjajah Aceh seperti Inggris, Belanda dan sebagainya.
Menurut catatan sejarah rencong mulai dipakai pada masa Sultan Ali Mugayatsyah memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1514-1528. Pada waktu itu masih berorientasi pada kepercayaan Islam yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial budaya masyarakat di daerah aceh. Sehingga kedudukan rencong adalah sebagai berikut : gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada bahagian sikunya merupakan aksara Arab Ba ; Bujuran gagang tempat genggaman berbentuk aksara Arab Sin ; Bentuk-bentuk lancip yang menurun ke bawah pada pangkal besi dekat gagangnya merupakan aksara Arab Mim ; Lajur-lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan aksara Arab Lam dan ujung yang runcing sebelah atas mendatar dan bahagian bawah yang sedikit melekuk ke atas merupakan aksara Arab Ha. Dengan demikian rangkaian dari aksara BA, MIM, LAM dan HA itu mewujudkan kalimah “BISMILLAH”. Ini berkaitan dengan jiwa heroic dalam bentuk senjata tajam yang dipakai sebagai senjata perang untuk mempertahankan agama Islam dari penjajahan orang-orang yang anti Islam.
Saat sekarang ini untuk kawasan Aceh Besar tempat penempaan rencong terdapat di desa Bait (Sibreh ) dan desa Lamblang (Darul Imarah). Pada zaman dahulu tempat penempaan ini tersebar di seluruh Aceh Besar yang antara lain : Kampung Pandee ; Seuneulop ; Lam Blang ; Baid ; Ulee Kareng ; Lam Pakuk ; Indrapuri ; Seulimeum ; Lhong dan sebagainya. Namun untuk saat sekarang tempat tersebut ada yang masih diperdayakan dan banyak juga yang sudah tidak diperdayakan lagi. Ini disebabkan oleh faktor kemampuan sumber daya manusia maupun karena keterbatasan modal usahanya.
0 komentar:
Posting Komentar